Hubungan pencahayaan dan suhu dengan kejadian demam berdarah dengue (DBD) di Desa Tirtonirmolo Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul Yogyakarta

Susi Damayanti, Handriani Kristanti

Abstract


Latar Belakang: Demam Berdarah Dengue adalah penyakit infeksi yang di sebabkan oleh virus dengue yang di tularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan albopictus yang terinfeksi. Data tiga tahun terakhir kasus Demam Berdarah tahun 2015 sebanyak 275 kasus, kemudian meningkat menjadi 404 kasus di tahun 2016, dan menurun pada tahun 2017 sebanyak 78 kasus. Desa di Kecamatan Kasihan yang berstatus endemik karena telah mengalami peningkatan jumlah kasus DBD selama 3 tahun berturut-turut  dan menjadi penyumbang terbesar kasus DBD di Kecamatan Kasihan adalah Desa Tirtonirmolo yang termasuk dalam wilayah kerja Puskesmas Kasihan II Bantul.

Tujuan: penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pencahayaan dan suhu dengan kejadian DBD di Desa Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul Yogyakarta.

Metode penelitian: Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode observasional analitik dengan rancangan case control.

Hasil: Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tidak ada hubungan antara pencahayaan dengan kejadian DBD, dengan nilai p=0,233 dimana >0,05 dan ada hubungan antara suhu dengan kejadian DBD dengan nilai p=0,046.

Kesimpulan: Ada hubungan antara suhu dengan kejadian DBD dan tidak ada hubungan antara pencahayaan dengan  kejadian DBD di Desa Tirtonirmolo kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul Yogyakarta.


Keywords


Pencahayaan, Suhu, Kejadian DBD.

Full Text:

PDF

References


Husna, R.N., Wahyuningsih, N.E., & Dharminto, D. (2016). Hubungan perilaku 3 M plus dengan kejadian demam berdarah dengue (DBD) di Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 4(5), 170-177.

Sulistiawati. Haryanto, J., Sukartini, T., & Mardiana. (2007). Perilaku pemulung tentang demam berdarah dengue dengan keberadaan jentik aedes aegypti. Jurnal Ners, 2(2), 1-7.

Dinkes Provinsi DIY. (2017). Profil Dinkes DIY 2017. Yogyakarta: Dinkes DIY

Dinkes Kabupaten Bantul. (2018). Profil Dinkes Bantul 2018. Bantul: Dinkes Bantul.

Anwar, A., & Rahmat, A. (2015). Hubungan kondisi lingkungan fisik dan tindakan PSN masyarakat dengan container index jentik Aedes aegypti di wilayah buffer bandara temindung Samarinda. Jurnal Kesehatan Lingkungan, 1(2) 117-123.

Ayun, L.L., & Pawenang, E.T. (2017). Hubungan antara faktor lingkungan fisik dan perilaku dengan kejadian demam berdarah dengue (DBD) di wilayah kerja Puskesmas Sekaran, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 2(1) 97-104

Wijirahayu, S., & Sukesi, T.W. (2019). Hubungan kondisi lingkungan fisik dengan kejadian demam berdarah dengue di wilayah kerja Puskesmas Kalasan Kabupaten Sleman. Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia, 18 (1) 19-24.

Fitriana, R.B., & Yudhastuti, R. (2018). Hubungan faktor suhu dengan kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kecamatan Sawahan Surabaya. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 13 (1) 83-94

Ayun, L.L., & Pawenang, E.T. (2017). Hubungan antara faktor lingkungan fisik dan perilaku dengan kejadian demam berdarah dengue (DBD) di wilayah kerja Puskesmas Sekaran, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 2(1) 97-104

Depkes RI. (2010). Petunjuk pelaksanaan pemberantasan sarang nyamuk DBD (PSN-DBD) oleh juru pemantau jentik (jumantik). Jakarta: Depkes RI.




DOI: https://doi.org/10.47317/mikki.v11i2.474

Copyright (c) 2022 Mikki: Majalah Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Indonesia

View My Stats