Hubungan aktivitas fisik dengan status gizi pasien di Poli Prolanis Puskesmas Ngaglik I Yogyakarta
Abstract
Latar Belakang: Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang memerlukan pengeluaran energi. Kurangnya aktivitas fisik yang tidak ada (kurangnya aktivitas fisik) merupakan faktor risiko independen untuk penyakit kronis, dan secara keseluruhan diperkirakan menyebabkan kematian secara global. Afisik di waktu senggang (rekreasi) menunjukkan bahwa 30 % orang dewasa tidak aktif beraktivitas fisik, 45 % kurang aktif dan hanya 25% aktif pada tingkat yang direkomendasikan.
Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bubungan aktivitas fisik dengan status gizi pasien Di Poli Prolanis Puskesmas Ngaglik IYogyakarta.
Metode: Penelitian ini dilakukan di Wilayah Puskesmas Ngaglik I Sleman Yogyakarta dengan metode penelitian observasional menggunakan rancangan cross - sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan metodepurposive sampling. Tahap analisis yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariate. Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik responden, tingkat aktivitas fisik, dan status gizi. Analisis bivariat bertujuan untuk menjelaskan hubungan antar dua variabel penelitian. Penelitian ini menggunakan uji Spearman Rho untuk mengetahui hubungan antara tingkat aktivitas fisik dan status gizi.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisa bivariate dengan Spearman Rank bahwa aktivitas fisik dan status gizi pasien di Poli Prolanis Puskesmas Ngaglik I Yogyakarta didapatkan nilai p = 0,95.
Kesimpulan: tidak ada hubungan antara aktivitas fisik dan status gizi pasien di Poli Prolanis Puskesmas Ngaglik I Yogyakarta
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Wibowo, H, 2003. Lanjut Usia dan Olahraga dalam Perkembangan Olahraga Terkini Kajian Para Pakar. Harsuki,2003. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta,hlm: 244-249
Hamrik, Z. et al. (2014). Physical activity and sedentary behavior in Czech adults:Results from the GPAQ study. European Journal of Sport Science. 14. Hlm.193-198.
Mujur, A. (2010). Hubungan antara poa makan dan aktivitas fisik dengan kejadian berat badan berlebih pada remaja sekolah menengah atas Nugroho. Wahyudi. 2002. Keperawatan Gerontik. EGC. Jakarta.
World Health Organotation. (2016). Global Health Observatory (GHO) Data. http: //www.who.int/gho/ncd/risk_factors/overweight_text/en
Pusparini. (2007). Obesitas sentral, sindroma metabolik dandiabetes melitus tipe dua.Universa Medicana. Jakarta. 26
Ambardini L Rachmah.2009. Aktivitas Fisik Lansia. Jurnal. Universitas negeri Yogyakarta.Yogyakarta. Diakses pada 14 Oktober 2016 Dari : http://staff.uny.ac.id
Bouchard, C., Blair, S.N., & Haskell, W. (2007). Physical Activity and Health.Illioniss: Human Kinetics.
American Diabetes Association. (2015). Physical Activity is Important. Diaksesdari http://www.diabetes.org/food-and-fitness/fitness/physical-activity-isimportant.html pada tanggal 6 Februari 2016, pukul 02.04 WIB
Corbin, C.B., Lindsey, R. (1997). Concepts of Physical Fitness. Iowa: Brown andBenchmark Publisher.
Hernowo Setyo Utomo. (2014). Hubungan Aktivitas Fisik Dengan KapasitasMemori Kerja Pada Mahasiswa Program Studi Kedokteran UniversitasSebelas Maret. Skripsi. FakultasKedokteran. Universitas Sebelas Maret.42
Dewi, S. K. (2018, September 3). Level Aktivitas Fisik dan Kualitas Hidup Warga Lanjut Usia. JURNAL MKMI, 14.
DOI: https://doi.org/10.47317/mikki.v11i1.436
Copyright (c) 2022 MIKKI (Majalah Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Indonesia)
View My Stats